Wednesday, July 1, 2020

Janji Setiap Penduduk Yathrib



بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ



Objektif Pembelajaran:
1 Merumus iktibar penerimaan masyarakat Yathrib terhadap dakwah nabi Muhammad melalui perjanjian Aqabah pertama dan kedua

Kriteria Kejayaan :
1. Murid dapat menjelaskan isi perjanjian Aqabah pertama dan Perjanjian Aqabah kedua

2. Murid dapat menganalisis kepentingan perjanjian Aqabah pertama dan perjanjian Aqabah kedua


Sila baca  buku teks muka surat 138 hingga 144 Pendidikan Islam Tahun 4. Apabila telah baca buku teks dan maklumat di bawah sila jawab soalan yang di sms pada jam 11 pagi dalam group whatsup



Mari kita mendengar srah Nabi Muhammad bin Abdullah...klik di bawah

https://www.youtube.com/watch?v=fZ7elsA39-o

https://www.youtube.com/watch?v=ri9ScYLmGMA


Pada awal tugas kenabiannya, gangguan dan penyiksaan dari para kaum Quraisy di Mekkah semakin bermaharajalela. Nabi Muhammad dan umat muslim selalu dijadikan bahan ejekan, dihina dan ditindas, serta dicari – cari kelemahannya. Karena itu Nabi Muhammad beranggapan Mekkah tidak lagi dapat dijadikan sebagai pusat dakwah. Kemudian Nabi mengunjungi berbagai negeri seperti Thaif, namun beliau juga dimusuhi di sana sehingga tidak dapat berdakwah. 

Nabi Muhammad kemudian berusaha mendekati para pendatang di Mekkah ketika musim Haji tiba, sehingga ada dua suku yang mau menerima ajakannya. Kedua-duanya adalah suku Aus dan Khazraj yang berasal dari Yastrib (Madinah). Mereka menerima ajakan Nabi karena telah memahami ajaran tauhid dan juga seringkali mendengar cerita tentang Nabi dari orang – orang Yahudi. Jumlah mereka yang masuk Islam seramai lebih dari enam orang dan menjadi  penduduk awal Yastrib yang bersedia masuk Islam. Sejarah perjanjian Aqabah mendapatkan namanya dari bukit Aqabah yang dijadikan tempat perjanjian (ba'iat) kepada Nabi. Perjanjian Aqabah kemudian dibagi menjadi dua berdasarkan dua peristiwa yang berbeda.

Perjanjian Aqabah I

Pada tahun – tahun berikut setelahnya, tepatnya pada tahun 621 M sejumlah 12 orang jamaah haji dari Yastrib bertemu dengan Rasulullah SAW dan melihat dakwahnya. Mereka menyambut dengan baik sehingga mereka menyatakan keIslaman dan melakukan bai’at kepada beliau. Perjanjian ini kemudian dinamakan sebagai Perjanjian Aqabah I. Beberapa perkara yang dipersetujui dalam perjanjian Aqabah ini ialah:

1. Menyatakan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW
2. Menyatakan rela mengorbankan harta dan jiwa
3. Menyatakan kesediaan untuk menyebarkan agama Islam yang dianut
4. Menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT
5. Menyatakan tidak akan membunuh
6. Menyatakan tidak akan melakukan perbuatan curang dan dusta.

Ba'iat pertama disebut sebagai ba'iat wanita karena disertai oleh seorang perempuan dalam kumpulan tersebut. Peristiwa tersebut tidak melibatkan peperangan. Pertemuan ini telah berjaya membina akidah dan pikiran yang benar. Sebagai strategi pengembangan Islam di Yastrib, Nabi mengirim Mus’ab bin Umair untuk bergabung dengan rombongan yang pulang ke Yastrib. Tugasnya untuk membantu penduduk Yastrib yang telah menyatakan keislamannya untuk menyebarkan ajaran Islam disana. Mush’ab kemudian menjadi guru mengaji di Yathrib (Madinah), sebagai imam dalam shalat karena kaum Aus dan Khazraj tidak mahu  menjadi imam ketika itu.

Perjanjian Aqabah II

Sejarah perjanjian aqabah II pada 622 SM dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW terhadap 70 orang pria dan 2 orang wanita dari Yathrib diwaktu tengah malam. Kedua wanita tersebut bernama Nusaibah binti Ka’ab dan Asma’ binti ‘Amr bin ‘Adiy. Perjanjian ini dibuat pada tahun ketiga belas kenabian. Mush’ab juga kembali bersama semua penduduk Yathrib yang sudah masuk Islam lebih dulu, kemudian mereka menemui Rasulullah di Aqabah pada suatu malam hari. Nabi datang bersama pamannya Al Abbas bin Abdil Muthalib. Al Abbas ketika itu belum memeluk Islam, namun ia inin meminta jaminan bahwa anak saudaranyanya iaitu Nabi akan selamat dan aman daripada orangyang memusuhi Nabi. Kandungan perjanjian aqabah kedua adalah:

1. Kesediaan penduduk Yathrib untuk melindungi Nabi Muhammad SAW
2. Kesanggupan penduduk Yathrib untuk berjuang dengan harta dan jiwanya.
3. Penduduk Yathrib akan turut memajukan agama Islam dan menyibarkan agama kepada sanak saudara mereka.
4. Kesediaan para penduduk Yathrib mempertahankan tanah air.

Setelah melakukan ba'iat dalam perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad kembali ke Mekkah untuk terus berdakwah namun diganggu oleh kaum musyrik. Nabi kemudian memerintahkan orang-orang Islam berhijrah ke Yathrib setelah mendapat wahyu daripaada Allah. Mereka kemudiannya berhijrah dengan bersenyap agar kaum musyrik tidak mengetahui perpindahan tersebut. Orang pertama yang berhijrah adalah Abu Salamah bin Abdil Asad dan Mush’ab bin Umair, juga Amr bin Ummi Maktum. Kemudian Bilal bin Rabah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Ammar bin Yasir dan Umar bin Khatab menyusul dalam rombongan berjumlah 20 orang.


No comments:

Post a Comment